Posted by : Restu Wong Tuo 2013/11/28


New_News. Buyar sudah ambisi Chelsea membalaskan kekalahan di laga pertama atas wakil Swis, FC Basel pertengahan September silam. Tampil di St Jakob Park, Selasa 26 November 2013 (Rabu dinihari WIB), Chelsea kembali tumbang oleh Basel dalam lanjutan penyisihan Liga Champions.

Chelsea takluk berkat gol tunggal dari Mohamed Salah yang memanfaatkan umpan Fabian Schar jelang akhir pertandingan, tepatnya menit 87. Di laga pertama di Stamford Bridge, Chelsea juga menelan kekalahan dengan skor 1-2.

Usai pertandingan, Mourinho yang terlihat kesal langsung berjalan menuju lorong kamar ganti. Dalam jumpa pers, pelatih berjuluk The Special One tersebut juga mengaku tak habis pikir mengapa timnya bisa kebebolan dengan cara seperti itu.

"Gol itu benar-benar konyol. Semua pemain kami tertidur. Jika tidak, bagaimana gol tersebut bisa tercipta. Kami kebobolan dengan cara yang tidak normal. Dan Basel layak mendapatkan bonus," kata Mourinho dikutip Mail.co.uk.

Beruntung, The Blues tetap memastikan diri lolos ke babak 16 besar. Hal itu tak terlepas dari hasil imbang 0-0 antara Steaua Bucharest melawan Schalke 04. Ini membuat Chelsea tetap berada di puncak klasemen grup E dengan raihan 9 poin.

Dengan satu laga tersisa, nasib sial yang bisa menimpa Chelsea adalah turun ke posisi dua klasemen (setiap grup, menempatkan dua wakil di babak knockout). Pasalnya, Chelsea hanya unggul satu poin dari Basel dan unggul dua poin dari Schalke 04.

"Itu adalah kekalahan yang pantas. Namun, karena hasil lain (Schalke diimbangi Bucharest) kami berhasil lolos. Itu adalah satunya-satunya hal yang positif. Sekarang kami harus meraih hasil positif di kandang melawan Steaua Bucharest," ujar Mourinho.

Cara yang terbilang aneh untuk lolos ke babak knockout. Namun setidaknya ini memperbaiki prestasi mereka musim lalu yang gagal melaju ke babak knockout saat masih ditangani Roberto Di Matteo.

Kiprah Chelsea di Liga Champions dalam Satu Dekade
Sejak dibeli taipan minyak Rusia, Roman Abramovich pada musim panas 2003, Chelsea menjelma menjadi tim papan atas Eropa yang selalu masuk dalam bursa juara Liga Champions. 

Hal itu tidak terlepas dari aksi Abramovich mendatangkan jajaran pemain mahal ke Stamford Bridge. Orang terkaya kelima di Rusia itu memang berambisi membawa Chelsea merajai sepakbola Eropa dengan kekuatan uang yang dimilikinya.

Di bawah asuhan pelatih asal Italia, Claudio Ranieri, Chelsea sukses menjadi satu-satunya wakil Inggris yang berhasil melaju hingga semifinal Liga Champions 2003-04. Langkah The Blues dihentikan wakil Prancis, AS Monaco dengan agregat 3-5.

Di musim 2004-05, Chelsea di bawah asuhan Jose Mourinho yang sempat gemilang dengan menaklukkan Barcelona 5-4 di babak 16 besar harus terhenti di babak perempat final setelah kalah dari raksasa Jerman, Bayern Munich dengan kekalahan tipis 5-6.

Pencapaian Chelsea kembali jeblok di tahun berikutnya, Liga Champions 2005-06. John Terry dan kawan-kawan ditaklukkan Barcelona di babak 16 besar. Dan pada akhirnya Barcelona yang keluar sebagai juara musim itu.

Di Liga Champions 2006-07, Chelsea lagi-lagi gagal memenuhi ambisi sang pemilik. Selangkah lagi ke final, Chelsea takluk dari tim sesama Inggris, Liverpool di semifinal. Yang lebih menyesakkan, Chelsea tersingkir setelah kalah adu penalti 1-4.

Fenomena unik tercipta di Liga Champions 2007-08. Hanya ditangani pelatih caretaker, Avram Grant yang menggantikan Mourinho, Chelsea justru melaju ke laga final. Namun lagi-lagi Chelsea harus ditaklukkan oleh tim sesama Inggris, Manchester United lewat adu penalti 5-6.

Selanjutnya, pencapaian Chelsea dalam tiga tahun berikutnya adalah semifinal (Liga Champions 2008-09), babak 16 besar (Liga Champions 2009-10) dan perempat final (Liga Champions 2010-2011). 

Fenomena unik Chelsea kembali terulang di Liga Champions 2011-12. Hanya dibesut pelatih caretaker Roberto Di Matteo yang menggantkan Andre Villas Boas yang dipecat, Chelsea justru meraih juara Liga Champions pertama mereka dengan mempecundangi Bayern Munich lewat adu penalti.

Sayang Chelsea gagal melanjutkan performa mereka di musim berikutnya, Liga Champions 2012-13. Berstatus juara bertahan, mereka secara mengejutkan gagal melaju ke babak knockout. Ini kegagalan pertama mereka di bawah rezim Abramovich yang berujung pada pemecatan Di Matteo.

Tapi kegagalan yang berbuah manis. Chelsea di musim itu justru menjadi kampiun di Liga Europa, kompetisi kasta dua Eropa bersama pelatih pengganti, Rafael Benitez. Meski kurang bergengsi, trofi ini setidaknya bisa menjadi hiburan bagi kegagalan mereka di Liga Champions.

Dan musim ini, ambisi Chelsea mengulang kisah manis di 2012 terbuka lebar. Frank Lampard memastikan lolos ke babak knockout di bawah asuhan Mourinho setelah memuncaki klasemen grup E. Hasil satu laga tersisa tidak berpengaruh bagi Chelsea. 

Rekor Chelsea Bersama Mourinho di Liga Champions
Bagaimana peluang Chelsea bersama Mourinho di Liga Champions musim ini? Dari tiga tahun lebih membesut Chelsea (Juni 2004 hingga September 2007), pencapaian terbaik Mou hanyalah melaju ke babak semifinal pada Liga Champions 2004-05 dan 2006-07.

Menariknya, tim sesama Inggris, Liverpool yang dua kali menghentikan langkah Chelsea asuhan Mourinho. Alhasil Mou tampaknya harus lebih mewaspadai kiprah tim-tim asal Inggris di Liga Champions di babak knockout musim ini.

Sejauh ini, baru Manchester City yang memastikan lolos ke babak knockout. Dua tim Inggris lainnya, MU dan Arsenal juga memiliki peluang besar melaju ke babak knockout setelah sukses memuncaki klasemen sementara penyisihan grup.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Translate

Followers

Powered by Blogger.

Blog Archive

- Copyright © 2013 New_News -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -